Hutan kita nan hijau..
Berdiri kokoh diatas tanah ini..
Dengan ego mereka rusak semua..
Tak peduli deru tangis anak-anak kita..
Mengais tanah untuk seteguk air kehidupan..
Bahkan ratusan orang meminta..
Sebuah rasa iba dari mereka..
Tapi apa?
Mereka lemparkan titik-titik pengharapan..
Lalu mereka bungkam dengan terali besi..
Dibalut dinding-dinding semu,
mereka bakar habis jiwa mereka..
Bukan mereka..
Meski ditukar dengan kilaunya permata..
OE, 29des10, 00.30