Membangun Rakyat yang Adil dan Makmur Menuju Swasembada Pangan
Oleh : Maha Wulandari
Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas, dengan fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang prima, serta cerdas. Bukti empiris menunjukkan bahwa hal ini sangat ditentukan oleh status gizi yang baik, dan status gizi yang baik ditentukan oleh jumlah asupan pangan yang dikonsumsi serta ketersediaannya (Unicef, 1990). Selain itu, pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, karena itu pemenuhan atas pangan menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk melaksanakan pembangunan nasional. Mengingat betapa pentingnya pangan tersebut, TV One bersama mahasiswa IPB, sejumlah tokoh, serta masyarakat khususnya petani menggelar suatu seminar nasional di kawasan Taman Mini Indonesia Indah, tepatnya di rumah Betang, Kalimantan Tengah.
Acara yang akan ditayangkan pada hari Sabtu, 5 Januari 2011 pukul 13.00 wib ini, menggandeng Pak Suswono (Menteri Pertanian), serta Pak Sjarifuddin Hasan (Menteri Koperasi dan UKM) sebagai pembicara pada acara “Bangkit Indonesiaku” ini. Beliau menuturkan bahwa ada tiga aspek penting tentang pangan, yaitu kedaulatan pangan, ketahanan pangan, dan keamanan pangan. Menurut FAO, suatu negara dikatakan berswasembada apabila sedikitnya 50% dari kebutuhan negara tersebut dipenuhi dari produksi dalam negeri itu sendiri.
“Indonesia itu sangat berpotensi, tinggal bagaimana kita mengelolanya”, tutur Pak Suswono. Swasembada itu tidak bisa terjadi begitu saja, tetapi butuh proses dan rencana yang matang. Tidak hanya tujuan swasembada saat itu saja, tetapi juga bagaimana keberlanjutannya. Sistem keberlanjutan yang diusung Menteri Pertanian ini juga dijadikan sebagai grand desain untuk tahun 2035.
Beliau menambahkan bahwa berbagai hal seperti perubahan iklim, konversi lahan pertanian, SDM, serta sarana dan prasarana menjadi tantangan kita dalam swasembada pangan. Ada empat rencana strategi swasembada pangan yang akan dilakukan. Pertama, tercapainya serta keberlanjutan dari swasembada pangan. Kedua, diversifikasi pangan. Ketiga, peningkatan daya saing dan ekspor. Keempat, peningkatan kesejahteraan petani.
Pertanian juga tidak lepas dari peran koperasi. Dengan adanya koperasi, produk pertanian dikemas agar mempunyai nilai tambah. Pak Sjarifuddin Hasan sebagai Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah mengatakan bahwa nilai-nilai yang ada pada koperasi seperti kepercayaan, semangat gotong royong, serta kekeluargaan sangat diperlukan dan penting untuk diterapkan dikehidupan masyarakat. “Koperasi bisa berskala internasional”, begitu kata Pak Sjarifuddin Hasan.
Pemerintah sangat mendukung usaha yang mengarah pada koperasi ataupun wirausaha. Hal ini akan menciptakan peluang kerja baru yang nantinya akan menurunkan tingkat pengangguran. Didukung dengan produktivitas, investasi, serta saving pemerintah yang tinggi diharapkan dapat menurunkan tingkat kemiskinan di negara kita. Peluang dan potensi sudah ada, jadi mari saling bekerja sama membangun rakyat yang adil dan makmur menuju swasembada pangan. [OE]