THE LAST MEMORY
By : Maha Wulandari
We always question life..
But can life question you?
Can life question you ?
Gue selalu ingat kalimat itu yang pernah gue baca di “TRAVELER’S TALE”. Gue ngerasa nasib Ucup hampir sama kayak gue. Bedanya Ucup dapet ngeraih impiannya tapi gue enggak. Well, banyak hal yang ngebuat impian gue terasa jauh bahkan untuk gue impiin.
Kuat itu tak selamanya tidak menangis..
Kuat itu ada ketika kelemahan hadir..
Kuat itu sebuah kata sifat yang acak..
Kuat itu terkadang hanya seperti topeng..
Kuat itu semakin nyata ketika orang-orang sekitar juga ikut menguatkan..
Lalu kuat itu sebenarnya apa??.......
Kadang gue suka bingung sama diri gue sendiri. Bahkan bisa dikatakan emang enggak ngerti. Gue selalu diajarkan untuk tidak menangis, tidak lemah, tersenyum, ceria, dan bla bla bla yang gue sendiri terkadang lelah melakukannya.
Gue, Anya Larasati, diumur gue yang ke-20 nanti, 20 April, ingin melakukan perubahan. A simple thing tapi penting banget buat gue. Well, kadang kita butuh sebuah perubahan untuk hidup yang lebih berwarna. Ya, sama seperti kata kakak gue “ Rubahlah sesuatu dan tunjukkan pesona warnanya”.
Buat gue memainkan imajinasi dan mewujudkan sesuatu itu gag segampang membalikkan sebuah kertas. Atau gag semudah menghabiskan semangkuk es teler. Buat gue bermimpi itu sulit. Bahkan bisa membuat otak gue hampir kehilangan oksigen.
Gue tahu betul ekspresi wajahnya, cara dia tersenyum, gaya dia berbicara, cara dia melihat, cara dia berjalan, cara dia tertawa, gaya berpakaiannya, dan lagu kesukaannya. Bahkan gue tahu kalo dia itu terlalu sempurna buat gue.
X-PRESS CLUB termasuk club yang paling eksis di kampus gue. Orang-orang yang ramah, pengajar yang professional, serta sering menang di event-event besar membuat nilai tambah club ini. And well, menurut gue ketuanya lah yang membuat club ini semakin terkenal.
Gue sendiri ingin suatu saat nanti menjadi anggota club ini. Meskipun gue sama sekali gag yakin dengan kemampuan gue. Yah paling enggak gue masih mau belajar dan mencoba. Gue maju untuk meraih mimpi gue dengan modal nekat. Well, do something is better than nothing. Doesn’t it?.
Mimpi adalah masa depan…
Impikanlah mimpimu…
Percayalah bahwa kamu dapat meraihnya…
Mimpi? Terdengar klise? Hmm.. Alasan gue masuk X-PRESS CLUB bukan untuk jadi eksis apalagi untuk sok sibuk. Gue udah cukup pusing dan sibuk dengan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen gue. Dan gue perlu kegiatan lain yang paling enggak bisa ngebuat gue rileks sejenak dan melupakan tentang waktu. Gue ingin tahu banyak hal tentang fotografi, design, dan seni, serta tentang mimpi gue yang terkadang membuat gue sesak. And well, kalo soal PS, itu bonus yang akan ngebuat gue lebih bersemangat menjalani hidup dan melewati waktu.
Sebenarnya, gue termasuk orang yang paling takut untuk bermimpi. Gue takut untuk terlalu berharap. Dan gue takut untuk menunggu. Okei, gue ini penakut. But well, sebenarnya gue cuma gag bersahabat dengan waktu..
Waktu tidak pernah akan berbicara…
Ia akan membungkam cerita…
Like you, someone that I can’t have…
Seni itu bukan turunan…
Bukan pula sebuah bakat....
Tapi seni itu kejujuran…
Sebuah ekspresi murni dari perasaan…
PS selalu mengucapkan kata-kata itu setiap kali memulai pertemuan. Ia selalu memberikan semangatnya kepada orang-orang disekelilingnya. PS, Permana Setiaji, adalah ketua X-PRESS CLUB. Pembawaannya yang tenang dan selalu bersemangat serta selalu tersenyum menjadi ciri khas laki-laki berkulit sawo matang ini.
Itulah salah satu alasan yang ngebuat gue selalu bisa tersenyum setiap harinya. “falling in love is make you do anything like a crazy people”, temen gue fahmi pernah berkata demikian waktu dia ketemu someone special nya. Tapi buat gue,,
Cinta itu adalah keajaiban..
Cinta gag pernah memilih dengan siapa, apa, dan kapan…
Jadi gue akan menjaga keajaiban itu..
Like you, someone that I can’t have…
Satu-satunya yang gue percaya adalah tentang adanya keajaiban. Dan mungkin bisa masuknya gue di X-PRESS CLUB pun adalah sebuah keajaiban. Keajaiban yang ngebawa gue untuk lebih dekat dengan mimpi gue dan tentunya lebih dekat dengan PS.
Salah satu cita-cita gue yang menjadi mimpi gue adalah menjadi seorang fotrografer. Gue ingin suatu saat nanti bisa seperti kakak gue. suatu pemikiran yang sama seperti yang kakak gue pernah katakan, foto itu bercerita banyak hal. Ia seolah-olah hidup dan dapat menyampaikan perasaannya, dan ia juga menyimpan sebuah rahasia.
Hidup itu gag selamanya akan indah. Gag akan datar-datar aja. Hidup itu sebuah perjuangan menentang waktu. Dimana waktu adalah ruang kosong yang akan menelan habis napas dan mengunci rapat cerita yang terjadi. Seolah-olah hidup tapi semu.
Gue sayang banget sama kakak gue. Dia mengajarkan gue banyak hal. Dia ngebuat gue menyukai fotogafi. Bagi kakak gue, hidupnya adalah mengabadikan hidup melalui gambar. Ia melihat dunia melalui lensanya. Dan kisah hidup terakhirnya pun juga diabadikan disana.
memo
Untuk PS,
Terima kasih telah membimbing selama ini..
Di lomba fotografi nanti saya janji akan memberikan yang terbaik..
Jangan lupa hadir ya nanti…
n_n
Anya Larasati
Memo
Untuk AL,
Sama-sama.. saya yakin kamu pasti bisa..
Jangan pernah putus asa ya..
Saya tunggu disana ya..
=)
Permana Setiaji
Cinta itu adalah keajaiban..
Cinta gag pernah memilih dengan siapa, apa, dan kapan…
Jadi gue akan menjaga keajaiban itu..
Like you, someone that I can’t have…
Yap, PS.. someone that I can’t have…
Cita-cita gue adalah menjadi seorang fotrografer. Gue ingin bercerita banyak hal melalui gambar. Gue ingin perasaaan pada memory itu tersimpan. Dan melalui itu juga gue ingin kisah hidup terakhir gue pun juga diabadikan disana.
Besok adalah hari yang penting buat gue. Hari dimana karya gue untuk pertama kalinya masuk event besar. Hari dimana karya gue akan dilihat dan dinilai oleh banyak orang. Dan hari dimana PS akan berdiri disana dan memberi semangat. Dan gue harus tampil maksimal untuk karya besar ini. Untuk kakak gue, untuk orang tua gue, untuk gue, dan untuk PS...
Pagi ini hujan turun sangat deras. Sesekali terdengar suara petir ikut menyambar. Jalanan kota pun agak sedikit lenggang pagi itu. Tak nampak banyak orang di sudut-sudut kota. Hanya terlihat beberapa orang berpakaian kerja yang sibuk mengejar bus di ujung jalan. Gue pun nekat pergi menerjang hujan. Well, hujan membuat baju terbaik gue menjadi agak basah dan gue benci hal itu.
Gue melihat sekeliling. Tidak banyak pemandangan yang menarik perhatian gue. Hanya ada seorang ibu-ibu bergaun yang sibuk menata rambutnya, seorang lelaki yang duduk sambil membaca koran yang hanya dibaca bagian ‘lowongan pekerjaannya’ atau beberapa orang yang berbicara satu sama lain. Hingga gue tertuju pada sesuatu. Sesuatu hal yang membuat gue tak bergerak bahkan melihat.
‘ hei itu disana,, itu karya Anya!’.
‘ mana? Mana?’.
‘ Ka Anya fotonya bagus banget. Gag kalah keren dengan almarhum kakaknya’.
‘ Wah, fotonya Anya juara pertama. Dia pasti seneng banget deh’.
‘ Anya mana ya. Mau ngasih selamet buat karya pertamanya yang dipublish’.
‘ Anya Larasati ? hmm pendatang baru. Sepertinya ada bibit unggul disini’.
‘ objek yang diambil biasa, tapi dia berhasil membuatnya tidak biasa. Sinar dan sudut gambarnya pas’.
‘ seperti ada cerita yang ingin disampaikan. Ada sebuah kehidupan disana’.
‘ Anya kamu dimana? Saya tahu kamu pasti bisa dan kamu telah membuktikannya. Saya akan menyatakannya hari ini. Tepat disaat kamu berusia 20 tahun. Saya ingin kamu menjadi nyonya setiaji selamanya’.
Di dinding putih itu terpampang besar sebuah gambar dan sederet kalimat kenangan sang fotografer.
Waktu tidak pernah akan berbicara…
Ia akan membungkam cerita…
Sebuah foto dengan objek yang minimalis. Seorang lelaki paruh baya yang menikmati pekerjaannya. Tidak foto itu lebih dari sekedar kecintaannya. Ada sebuah titik yang membawa mata tertuju kesana. Seolah-olah hidup dan bercerita. Dan sudut bawah foto itu terpampang jelas namanya..
(1st winner)
The Last Memory
Anya Larasati
20 tahun
“Saudara-saudara sekalian, kami baru saja mendapat kabar dari pihak Rumah Sakit Jakarta Utama, kami turut berduka cita sedalam-dalamnya kepada pihak keluarga dan rekan dari Anya Larasati. Di umurnya yang genap 20 tahun hari ini, Anya Larasti the 1st winner SHOW YOUR PHOTOGRAPH dikabarkan menghembuskan napas terakhirnya pagi ini akibat penyakit leukimia yang dideritanya. Ia didapatkan pingsan di perjalanannya ke tempat ini dan segera dilarikan ke Rumah Sakit. Untuk pihak terdekat yang bernama Permana Setiaji, ada sebuah pesan yang dititipkan. Dan semuanya mari sejenak menundukkan kepala dan berdoa untuk kepergian rekan kita sekaligus Sang Fotografer Muda. Semoga rekan kita beserta keluarganya diberi ketabahan dan keikhlasan. Amien”.
Gue melihat sekeliling. Tidak banyak pemandangan yang menarik perhatian gue. Hanya ada seorang ibu-ibu bergaun yang sibuk menata rambutnya, seorang lelaki yang duduk sambil membaca koran yang hanya dibaca bagian ‘lowongan pekerjaannya’ atau beberapa orang yang berbicara satu sama lain. Hingga gue tertuju pada sesuatu. Sesuatu hal yang membuat gue tak bergerak bahkan melihat.
Ditengah perjalanan gue merasa sangat lemas. Tiba-tiba aja gue ngerasa badan gue dingin banget, kepala gue pun semakin berat. Jalan gue pun mulai tergopoh-gopoh. Napas terasa pendek-pendek. Lama-kelamaan hanya terdengar suara mobil lalu-lalang, atau sesekali suara klakson mobil beradu, lalu semuanya tenang. Sangat tenang dan sunyi. Kondisi yang sama seperti kakak gue rasakan satu tahun yang lalu. Sangat tentram.
We always question life..
But can life question you?
Can life question you ?
Jakarta, 20 April 2010
To Permana Setiaji,
My best,
Makasih ya udah memberi semangat selama ini hingga akhirnya gue bisa menghasilkan karya yang dieventkan hari ini. Gue bener-bener ga nyangka kalo bermimpi itu menyenangkan. Yang gue tahu bermimpi itu sulit. Bahkan bisa membuat otak gue hampir kehilangan oksigen. Karena gue benci waktu. Waktu yang akan memberi gue batas akhir. Waktu dan kehidupan yang memilih gue dan juga kakak gue mengalami hal yang sama. Tentang fotografi dan juga leukimia. Well, tapi gue sangat percaya keajaiban. Keajaiban bisa membawa gue untuk bertahan selama ini. Hingga gue menginjak umur 20 tahun. Keren kan?! Mungkin gue akan sedikit banyak mulai menyukai waktu. Karena ia telah memberi gue kesempatan untuk mencoba, belajar, dan mengenal. Oh ya, karya itu gue dedikasikan buat kakak gue dan someone special that I can’t have..
Salam Hangat,
Anya Larasti
The Last Memory
waktu adalah ruang kosong...
yang akan menelan habis napas...
dan mengunci rapat cerita yang terjadi...
Seolah-olah hidup tapi semu...
Waktu tidak pernah akan berbicara…
Ia akan membungkam cerita…
Tapi tidak dengan foto..
Ia bercerita banyak hal...
Ia seolah-olah hidup dan dapat menyampaikan perasaannya,
dan ia juga menyimpan sebuah rahasia...
begitu pun dengan ceritaku..
aku mengabadikannya disana..
semua cerita..
awal hingga akhir...
Ia itu seni.. Sebuah kejujuran…
Sebuah ekspresi murni dari perasaan…
Ia seolah-olah hidup dan dapat menyampaikan perasaannya,
dan ia juga menyimpan sebuah rahasia..
begitu pun dengan ceritaku..
aku mengabadikannya disana..
cerita tentang aku, dia, kau, dan mereka..
dan tentang keajaiban cinta...
Cinta gag pernah memilih dengan siapa, apa, dan kapan…
Dan cinta akan tetap menjaga keajaiban itu..
Like you, someone that I can’t have…
Yap, PS.. someone that I can’t have…
(1st winner)
The Last Memory
Anya Larasati
20 tahun
‘ Anya kenapa kamu tidak bisa menunggu sedikit lagi? Saya akan menyatakannya hari ini. Tepat disaat kamu berusia 20 tahun. Saya ingin kamu menjadi nyonya setiaji selamanya. We always question life.. But can life question you? Can life question you ? Can life question you, Anya? Cinta memang gag pernah memilih dengan siapa, apa, dan kapan. Dan cinta akan tetap menjaga keajaiban itu. Like you, Anya, someone that I can’t have…...........”
By : Maha Wulandari
We always question life..
But can life question you?
Can life question you ?
Gue selalu ingat kalimat itu yang pernah gue baca di “TRAVELER’S TALE”. Gue ngerasa nasib Ucup hampir sama kayak gue. Bedanya Ucup dapet ngeraih impiannya tapi gue enggak. Well, banyak hal yang ngebuat impian gue terasa jauh bahkan untuk gue impiin.
Kuat itu tak selamanya tidak menangis..
Kuat itu ada ketika kelemahan hadir..
Kuat itu sebuah kata sifat yang acak..
Kuat itu terkadang hanya seperti topeng..
Kuat itu semakin nyata ketika orang-orang sekitar juga ikut menguatkan..
Lalu kuat itu sebenarnya apa??.......
Kadang gue suka bingung sama diri gue sendiri. Bahkan bisa dikatakan emang enggak ngerti. Gue selalu diajarkan untuk tidak menangis, tidak lemah, tersenyum, ceria, dan bla bla bla yang gue sendiri terkadang lelah melakukannya.
Gue, Anya Larasati, diumur gue yang ke-20 nanti, 20 April, ingin melakukan perubahan. A simple thing tapi penting banget buat gue. Well, kadang kita butuh sebuah perubahan untuk hidup yang lebih berwarna. Ya, sama seperti kata kakak gue “ Rubahlah sesuatu dan tunjukkan pesona warnanya”.
Buat gue memainkan imajinasi dan mewujudkan sesuatu itu gag segampang membalikkan sebuah kertas. Atau gag semudah menghabiskan semangkuk es teler. Buat gue bermimpi itu sulit. Bahkan bisa membuat otak gue hampir kehilangan oksigen.
Gue tahu betul ekspresi wajahnya, cara dia tersenyum, gaya dia berbicara, cara dia melihat, cara dia berjalan, cara dia tertawa, gaya berpakaiannya, dan lagu kesukaannya. Bahkan gue tahu kalo dia itu terlalu sempurna buat gue.
X-PRESS CLUB termasuk club yang paling eksis di kampus gue. Orang-orang yang ramah, pengajar yang professional, serta sering menang di event-event besar membuat nilai tambah club ini. And well, menurut gue ketuanya lah yang membuat club ini semakin terkenal.
Gue sendiri ingin suatu saat nanti menjadi anggota club ini. Meskipun gue sama sekali gag yakin dengan kemampuan gue. Yah paling enggak gue masih mau belajar dan mencoba. Gue maju untuk meraih mimpi gue dengan modal nekat. Well, do something is better than nothing. Doesn’t it?.
Mimpi adalah masa depan…
Impikanlah mimpimu…
Percayalah bahwa kamu dapat meraihnya…
Mimpi? Terdengar klise? Hmm.. Alasan gue masuk X-PRESS CLUB bukan untuk jadi eksis apalagi untuk sok sibuk. Gue udah cukup pusing dan sibuk dengan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen gue. Dan gue perlu kegiatan lain yang paling enggak bisa ngebuat gue rileks sejenak dan melupakan tentang waktu. Gue ingin tahu banyak hal tentang fotografi, design, dan seni, serta tentang mimpi gue yang terkadang membuat gue sesak. And well, kalo soal PS, itu bonus yang akan ngebuat gue lebih bersemangat menjalani hidup dan melewati waktu.
Sebenarnya, gue termasuk orang yang paling takut untuk bermimpi. Gue takut untuk terlalu berharap. Dan gue takut untuk menunggu. Okei, gue ini penakut. But well, sebenarnya gue cuma gag bersahabat dengan waktu..
Waktu tidak pernah akan berbicara…
Ia akan membungkam cerita…
Like you, someone that I can’t have…
Seni itu bukan turunan…
Bukan pula sebuah bakat....
Tapi seni itu kejujuran…
Sebuah ekspresi murni dari perasaan…
PS selalu mengucapkan kata-kata itu setiap kali memulai pertemuan. Ia selalu memberikan semangatnya kepada orang-orang disekelilingnya. PS, Permana Setiaji, adalah ketua X-PRESS CLUB. Pembawaannya yang tenang dan selalu bersemangat serta selalu tersenyum menjadi ciri khas laki-laki berkulit sawo matang ini.
Itulah salah satu alasan yang ngebuat gue selalu bisa tersenyum setiap harinya. “falling in love is make you do anything like a crazy people”, temen gue fahmi pernah berkata demikian waktu dia ketemu someone special nya. Tapi buat gue,,
Cinta itu adalah keajaiban..
Cinta gag pernah memilih dengan siapa, apa, dan kapan…
Jadi gue akan menjaga keajaiban itu..
Like you, someone that I can’t have…
Satu-satunya yang gue percaya adalah tentang adanya keajaiban. Dan mungkin bisa masuknya gue di X-PRESS CLUB pun adalah sebuah keajaiban. Keajaiban yang ngebawa gue untuk lebih dekat dengan mimpi gue dan tentunya lebih dekat dengan PS.
Salah satu cita-cita gue yang menjadi mimpi gue adalah menjadi seorang fotrografer. Gue ingin suatu saat nanti bisa seperti kakak gue. suatu pemikiran yang sama seperti yang kakak gue pernah katakan, foto itu bercerita banyak hal. Ia seolah-olah hidup dan dapat menyampaikan perasaannya, dan ia juga menyimpan sebuah rahasia.
Hidup itu gag selamanya akan indah. Gag akan datar-datar aja. Hidup itu sebuah perjuangan menentang waktu. Dimana waktu adalah ruang kosong yang akan menelan habis napas dan mengunci rapat cerita yang terjadi. Seolah-olah hidup tapi semu.
Gue sayang banget sama kakak gue. Dia mengajarkan gue banyak hal. Dia ngebuat gue menyukai fotogafi. Bagi kakak gue, hidupnya adalah mengabadikan hidup melalui gambar. Ia melihat dunia melalui lensanya. Dan kisah hidup terakhirnya pun juga diabadikan disana.
memo
Untuk PS,
Terima kasih telah membimbing selama ini..
Di lomba fotografi nanti saya janji akan memberikan yang terbaik..
Jangan lupa hadir ya nanti…
n_n
Anya Larasati
Memo
Untuk AL,
Sama-sama.. saya yakin kamu pasti bisa..
Jangan pernah putus asa ya..
Saya tunggu disana ya..
=)
Permana Setiaji
Cinta itu adalah keajaiban..
Cinta gag pernah memilih dengan siapa, apa, dan kapan…
Jadi gue akan menjaga keajaiban itu..
Like you, someone that I can’t have…
Yap, PS.. someone that I can’t have…
Cita-cita gue adalah menjadi seorang fotrografer. Gue ingin bercerita banyak hal melalui gambar. Gue ingin perasaaan pada memory itu tersimpan. Dan melalui itu juga gue ingin kisah hidup terakhir gue pun juga diabadikan disana.
Besok adalah hari yang penting buat gue. Hari dimana karya gue untuk pertama kalinya masuk event besar. Hari dimana karya gue akan dilihat dan dinilai oleh banyak orang. Dan hari dimana PS akan berdiri disana dan memberi semangat. Dan gue harus tampil maksimal untuk karya besar ini. Untuk kakak gue, untuk orang tua gue, untuk gue, dan untuk PS...
Pagi ini hujan turun sangat deras. Sesekali terdengar suara petir ikut menyambar. Jalanan kota pun agak sedikit lenggang pagi itu. Tak nampak banyak orang di sudut-sudut kota. Hanya terlihat beberapa orang berpakaian kerja yang sibuk mengejar bus di ujung jalan. Gue pun nekat pergi menerjang hujan. Well, hujan membuat baju terbaik gue menjadi agak basah dan gue benci hal itu.
Gue melihat sekeliling. Tidak banyak pemandangan yang menarik perhatian gue. Hanya ada seorang ibu-ibu bergaun yang sibuk menata rambutnya, seorang lelaki yang duduk sambil membaca koran yang hanya dibaca bagian ‘lowongan pekerjaannya’ atau beberapa orang yang berbicara satu sama lain. Hingga gue tertuju pada sesuatu. Sesuatu hal yang membuat gue tak bergerak bahkan melihat.
‘ hei itu disana,, itu karya Anya!’.
‘ mana? Mana?’.
‘ Ka Anya fotonya bagus banget. Gag kalah keren dengan almarhum kakaknya’.
‘ Wah, fotonya Anya juara pertama. Dia pasti seneng banget deh’.
‘ Anya mana ya. Mau ngasih selamet buat karya pertamanya yang dipublish’.
‘ Anya Larasati ? hmm pendatang baru. Sepertinya ada bibit unggul disini’.
‘ objek yang diambil biasa, tapi dia berhasil membuatnya tidak biasa. Sinar dan sudut gambarnya pas’.
‘ seperti ada cerita yang ingin disampaikan. Ada sebuah kehidupan disana’.
‘ Anya kamu dimana? Saya tahu kamu pasti bisa dan kamu telah membuktikannya. Saya akan menyatakannya hari ini. Tepat disaat kamu berusia 20 tahun. Saya ingin kamu menjadi nyonya setiaji selamanya’.
Di dinding putih itu terpampang besar sebuah gambar dan sederet kalimat kenangan sang fotografer.
Waktu tidak pernah akan berbicara…
Ia akan membungkam cerita…
Sebuah foto dengan objek yang minimalis. Seorang lelaki paruh baya yang menikmati pekerjaannya. Tidak foto itu lebih dari sekedar kecintaannya. Ada sebuah titik yang membawa mata tertuju kesana. Seolah-olah hidup dan bercerita. Dan sudut bawah foto itu terpampang jelas namanya..
(1st winner)
The Last Memory
Anya Larasati
20 tahun
“Saudara-saudara sekalian, kami baru saja mendapat kabar dari pihak Rumah Sakit Jakarta Utama, kami turut berduka cita sedalam-dalamnya kepada pihak keluarga dan rekan dari Anya Larasati. Di umurnya yang genap 20 tahun hari ini, Anya Larasti the 1st winner SHOW YOUR PHOTOGRAPH dikabarkan menghembuskan napas terakhirnya pagi ini akibat penyakit leukimia yang dideritanya. Ia didapatkan pingsan di perjalanannya ke tempat ini dan segera dilarikan ke Rumah Sakit. Untuk pihak terdekat yang bernama Permana Setiaji, ada sebuah pesan yang dititipkan. Dan semuanya mari sejenak menundukkan kepala dan berdoa untuk kepergian rekan kita sekaligus Sang Fotografer Muda. Semoga rekan kita beserta keluarganya diberi ketabahan dan keikhlasan. Amien”.
Gue melihat sekeliling. Tidak banyak pemandangan yang menarik perhatian gue. Hanya ada seorang ibu-ibu bergaun yang sibuk menata rambutnya, seorang lelaki yang duduk sambil membaca koran yang hanya dibaca bagian ‘lowongan pekerjaannya’ atau beberapa orang yang berbicara satu sama lain. Hingga gue tertuju pada sesuatu. Sesuatu hal yang membuat gue tak bergerak bahkan melihat.
Ditengah perjalanan gue merasa sangat lemas. Tiba-tiba aja gue ngerasa badan gue dingin banget, kepala gue pun semakin berat. Jalan gue pun mulai tergopoh-gopoh. Napas terasa pendek-pendek. Lama-kelamaan hanya terdengar suara mobil lalu-lalang, atau sesekali suara klakson mobil beradu, lalu semuanya tenang. Sangat tenang dan sunyi. Kondisi yang sama seperti kakak gue rasakan satu tahun yang lalu. Sangat tentram.
We always question life..
But can life question you?
Can life question you ?
Jakarta, 20 April 2010
To Permana Setiaji,
My best,
Makasih ya udah memberi semangat selama ini hingga akhirnya gue bisa menghasilkan karya yang dieventkan hari ini. Gue bener-bener ga nyangka kalo bermimpi itu menyenangkan. Yang gue tahu bermimpi itu sulit. Bahkan bisa membuat otak gue hampir kehilangan oksigen. Karena gue benci waktu. Waktu yang akan memberi gue batas akhir. Waktu dan kehidupan yang memilih gue dan juga kakak gue mengalami hal yang sama. Tentang fotografi dan juga leukimia. Well, tapi gue sangat percaya keajaiban. Keajaiban bisa membawa gue untuk bertahan selama ini. Hingga gue menginjak umur 20 tahun. Keren kan?! Mungkin gue akan sedikit banyak mulai menyukai waktu. Karena ia telah memberi gue kesempatan untuk mencoba, belajar, dan mengenal. Oh ya, karya itu gue dedikasikan buat kakak gue dan someone special that I can’t have..
Salam Hangat,
Anya Larasti
The Last Memory
waktu adalah ruang kosong...
yang akan menelan habis napas...
dan mengunci rapat cerita yang terjadi...
Seolah-olah hidup tapi semu...
Waktu tidak pernah akan berbicara…
Ia akan membungkam cerita…
Tapi tidak dengan foto..
Ia bercerita banyak hal...
Ia seolah-olah hidup dan dapat menyampaikan perasaannya,
dan ia juga menyimpan sebuah rahasia...
begitu pun dengan ceritaku..
aku mengabadikannya disana..
semua cerita..
awal hingga akhir...
Ia itu seni.. Sebuah kejujuran…
Sebuah ekspresi murni dari perasaan…
Ia seolah-olah hidup dan dapat menyampaikan perasaannya,
dan ia juga menyimpan sebuah rahasia..
begitu pun dengan ceritaku..
aku mengabadikannya disana..
cerita tentang aku, dia, kau, dan mereka..
dan tentang keajaiban cinta...
Cinta gag pernah memilih dengan siapa, apa, dan kapan…
Dan cinta akan tetap menjaga keajaiban itu..
Like you, someone that I can’t have…
Yap, PS.. someone that I can’t have…
(1st winner)
The Last Memory
Anya Larasati
20 tahun
‘ Anya kenapa kamu tidak bisa menunggu sedikit lagi? Saya akan menyatakannya hari ini. Tepat disaat kamu berusia 20 tahun. Saya ingin kamu menjadi nyonya setiaji selamanya. We always question life.. But can life question you? Can life question you ? Can life question you, Anya? Cinta memang gag pernah memilih dengan siapa, apa, dan kapan. Dan cinta akan tetap menjaga keajaiban itu. Like you, Anya, someone that I can’t have…...........”