JAWABAN UNTUK NEGERIKU
Oleh : Maha Wulandari
Yth. Bogor, 1 Oktober 2010
Mr. Cow
Di Kandang
Dear, Mr. Cow..
Apa kabar Mr? Saya harap anda dan teman-teman anda sehat.. bagaimana dengan makanan Mr? Apakah Mr mendapat makanan yang paling bergizi? Oia bagaimana dengan Mrs. Cow? Saya dengar ia baru melahirkan sabtu lalu. Jantan atau betina kah?
Mr pasti sudah mendengar berita belakangan ini. Ya, tentang dunia dan rencananya. Tentang usahanya untuk mengubah keadaan. Bagaimana pendapat Mr? Saya sangat ingin mendengar jawaban nya. Sekalipun mungkin Mr tidak akan pernah membalas surat saya. Tapi saya akan mencari jawabannya.
Salam hangat..
Rei Anindita
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kali ini hujan sangat menggangguku. Hujan turun tanpa tanda. Ia menyelinap masuk ke dalam kamarku. Bukan hujan yang membuatku risau, tapi ia membuat semua buku-buku basah. Buku yang seharusnya aku pelajari untuk bahan ujianku besok.
Aku hanya memiliki beberapa buku di kamar. Dengan ukuran kamarku yang kecil, aku hanya bisa mengisinya dengan beberapa barang. Bagiku asal aku bisa tidur dan menetap itu sudah cukup. Aku hanya perlu mencari jawabanku dan mengetahui banyak hal. Seperti yang selalu ayahku katakan, ‘lihatlah sekelilingmu, rasakan, dan pahami maka kamu akan tahu banyak hal’.
Ayahku seorang peternak kecil. Bisa dikatakan bahwa ayahku itu petani. Karena kebutuhan semakin meningkat, aku pun sering membantu ayahku bekerja di kandang. Aku juga pernah bekerja di peternakan milik kepala desa. Hasilnya memang tidak seberapa, tapi waktu telah memberiku kesempatan untuk belajar dan memahami. Ya, seperti inilah keadaanku.
Ayahku selalu mengajarkanku tentang kehidupan dan bekerja keras untuk hidup. Tidak seperti anak lain yang ketika liburan tiba, ayahnya akan mengajaknya pergi keluar kota, ayahku justru bekerja lebih keras agar aku dan dua orang adikku bisa terus sekolah. Ayah tidak pernah mengeluh tentang betapa sakit punggungnya. Atau bahkan tidak pernah seditikpun ayah merasa lelah. Ayah hanya akan menunjukkan senyumannya yang paling indah.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ini bukan tentang aku..
Bukan dia..
Ataupun mereka...
Yang ada hanyalah langkah kita...
Yang menari pada derak lantai itu..
Gerimis pagi ini membuat suasana di kamar ku menjadi lebih nyaman. Aku bahkan enggan bangun dan melepaskan selimut tebalku. Aku selalu bisa mendengar suara mereka. Ketika mereka datang untuk menemaniku atau sekedar menggangguku.
Mereka kerap kali memanggilku sambil bernyanyi,...
‘Tersenyumlah, tertawalah.. Hidup ini indah Rei.. Lihatlah indahnya pelangi.. Lupakan masa lalu dan bukalah cerita baru.. Menarilah bersama sahabatmu.. Engkau tidak sepenuhnya sendiri..’
Aku ingat betul bagaimana mereka datang dan menyanyikan lagu itu untukku, membuatku tenang, dan membiarkanku terlelap diantara mereka yang datang bersama gerimis.
Ya aku, Rei Anindita, anak pertama dari dua bersaudara. Aku termasuk orang yang aktif. Rasa ingin tahuku yang besar membawaku pada jenjang pendidikan yang tinggi. Aku mempunyai dua sahabat terbaik. Mereka selalu membuatku nyaman, bahkan ketika aku benar-benar sendirian.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yth. Bogor, 6 Oktober 2010
Mr. Cow
Di Kandang
Dear, Mr. Cow..
Saya harap Mr sedang bahagia. Well, setidaknya tidak seperti saya. Oh ya saya belum bercerita, hari ini saya benar-benar merasa sedih. Bahkan hampir kesal.
Saat pulang tadi saya melihat beberapa orang membicarakan tentang alam. Ya seperti yang kita semua tahu, peternakan menyumbang hampir 18% gas methan. Dan hal tersebut memperbesar potensi terjadinya gas rumah kaca.
Itu memang benar. Tapi bukan berarti kita harus meniadakan sektor peternakan kan Mr? Lalu bagaimana dengan program swasembada daging kita? Bagaimana bisa kita bangkit jika orang-orangnya tidak mencari solusi? Well, sebenarnya saya hanya terlalu mengkhawatirkan Mr. Padahal Mr dan teman-teman menyumbang besar dalam mencerdaskan kami.
Saya yakin pasti ada cara. Dan saya akan menemukannya.
Salam hangat..
Rei Anindita
Aku mempunyai dua sahabat terbaik. Mereka selalu membuatku nyaman, bahkan ketika aku benar-benar sendirian. Gerimis dan Mr. Cow selalu ada ketika aku ingin bercerita. Mungkin karena aku sering menemani ayahku bekerja, rasa nyaman itu ada. Saat ayah sibuk dengan pekerjaannya, aku biasanya bermain dengan Mr. Cow. panggilan itu sengaja aku buat, agar aku bisa membedakan dengan yang lainnya.
Saat merasa bosan bahkan penat, gerimis akan datang untuk menemaniku. Ia akan diam dan membiarkan ku bercerita. Atau sesekali ia akan memarahiku ketika aku benar-benar tidak bersemangat. Gerimis akan datang untuk menghapus perasaan sedihku dan membangunkanku yang sesekali terjatuh.
JJJ
Peternakan sapi perah tempat ayahku bekerja terletak di sudut kota. Usahanya tidak besar. Bahkan sistem pemberian pakan nya pun tidak bagus. Sapi-sapi disana hanya diberi makan seadanya, padahal potensi berkembangnya sangat bagus. Well, masalahnya hampir sama di setiap tempat di kotaku. Pemilik usaha dan bahkan peternak kecil seperti ayahku tidak mengerti bagaimana kondisi sapi itu sendiri dan bagaimana memberi makanan yang baik, dan yang paling urgent adalah ketika harga susu sapi segar yang rendah diikuti impor yang terus meningkat. Hal ini membuat keuntungan yang peternak dapat sangat kecil, bahkan banyak yang merugi. Dan ketika peternak tidak lagi mempunyai modal usaha, mereka berbondong-bondong meninggalkan usaha peternakan. Lalu bagaimana bisa maju? Padahal kita sangat membutuhkan protein hewani yang sangat dibutuhkan untuk tubuh kita.
Ayahku kerap kali berkata, ‘Kamu harus maju Rei. Jangan seperti ayah. Ketika orang lain tidak perduli, kamu harus perduli!. Karena langkah yang kamu ambil akan berpengaruh terhadap masa depan. Sekecil apapun itu nak.. Tersenyumlah, tertawalah.. Hidup ini indah Rei.. Lihatlah indahnya pelangi.. Lupakan masa lalu dan bukalah cerita baru.. Menarilah bersama sahabatmu.. Engkau tidak sepenuhnya sendiri..
Well, kalimat itu yang sampai saat ini aku ingat. Gerimis selalu menyanyikan kalimat terakhir yang ayah ucapkan terakhir kalinya. Bahkan gerimis menemani ketika ayahku pergi untuk selamanya di hari itu. Dan dari sini aku akan terus mengingatnya.. Untuk ayahku.. Untuk Mr. Cow.. Dan untuk kemajuan negeriku.. Aku pasti akan menemukan jawabannya...
The End
Oleh : Maha Wulandari
Yth. Bogor, 1 Oktober 2010
Mr. Cow
Di Kandang
Dear, Mr. Cow..
Apa kabar Mr? Saya harap anda dan teman-teman anda sehat.. bagaimana dengan makanan Mr? Apakah Mr mendapat makanan yang paling bergizi? Oia bagaimana dengan Mrs. Cow? Saya dengar ia baru melahirkan sabtu lalu. Jantan atau betina kah?
Mr pasti sudah mendengar berita belakangan ini. Ya, tentang dunia dan rencananya. Tentang usahanya untuk mengubah keadaan. Bagaimana pendapat Mr? Saya sangat ingin mendengar jawaban nya. Sekalipun mungkin Mr tidak akan pernah membalas surat saya. Tapi saya akan mencari jawabannya.
Salam hangat..
Rei Anindita
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kali ini hujan sangat menggangguku. Hujan turun tanpa tanda. Ia menyelinap masuk ke dalam kamarku. Bukan hujan yang membuatku risau, tapi ia membuat semua buku-buku basah. Buku yang seharusnya aku pelajari untuk bahan ujianku besok.
Aku hanya memiliki beberapa buku di kamar. Dengan ukuran kamarku yang kecil, aku hanya bisa mengisinya dengan beberapa barang. Bagiku asal aku bisa tidur dan menetap itu sudah cukup. Aku hanya perlu mencari jawabanku dan mengetahui banyak hal. Seperti yang selalu ayahku katakan, ‘lihatlah sekelilingmu, rasakan, dan pahami maka kamu akan tahu banyak hal’.
Ayahku seorang peternak kecil. Bisa dikatakan bahwa ayahku itu petani. Karena kebutuhan semakin meningkat, aku pun sering membantu ayahku bekerja di kandang. Aku juga pernah bekerja di peternakan milik kepala desa. Hasilnya memang tidak seberapa, tapi waktu telah memberiku kesempatan untuk belajar dan memahami. Ya, seperti inilah keadaanku.
Ayahku selalu mengajarkanku tentang kehidupan dan bekerja keras untuk hidup. Tidak seperti anak lain yang ketika liburan tiba, ayahnya akan mengajaknya pergi keluar kota, ayahku justru bekerja lebih keras agar aku dan dua orang adikku bisa terus sekolah. Ayah tidak pernah mengeluh tentang betapa sakit punggungnya. Atau bahkan tidak pernah seditikpun ayah merasa lelah. Ayah hanya akan menunjukkan senyumannya yang paling indah.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ini bukan tentang aku..
Bukan dia..
Ataupun mereka...
Yang ada hanyalah langkah kita...
Yang menari pada derak lantai itu..
Gerimis pagi ini membuat suasana di kamar ku menjadi lebih nyaman. Aku bahkan enggan bangun dan melepaskan selimut tebalku. Aku selalu bisa mendengar suara mereka. Ketika mereka datang untuk menemaniku atau sekedar menggangguku.
Mereka kerap kali memanggilku sambil bernyanyi,...
‘Tersenyumlah, tertawalah.. Hidup ini indah Rei.. Lihatlah indahnya pelangi.. Lupakan masa lalu dan bukalah cerita baru.. Menarilah bersama sahabatmu.. Engkau tidak sepenuhnya sendiri..’
Aku ingat betul bagaimana mereka datang dan menyanyikan lagu itu untukku, membuatku tenang, dan membiarkanku terlelap diantara mereka yang datang bersama gerimis.
Ya aku, Rei Anindita, anak pertama dari dua bersaudara. Aku termasuk orang yang aktif. Rasa ingin tahuku yang besar membawaku pada jenjang pendidikan yang tinggi. Aku mempunyai dua sahabat terbaik. Mereka selalu membuatku nyaman, bahkan ketika aku benar-benar sendirian.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yth. Bogor, 6 Oktober 2010
Mr. Cow
Di Kandang
Dear, Mr. Cow..
Saya harap Mr sedang bahagia. Well, setidaknya tidak seperti saya. Oh ya saya belum bercerita, hari ini saya benar-benar merasa sedih. Bahkan hampir kesal.
Saat pulang tadi saya melihat beberapa orang membicarakan tentang alam. Ya seperti yang kita semua tahu, peternakan menyumbang hampir 18% gas methan. Dan hal tersebut memperbesar potensi terjadinya gas rumah kaca.
Itu memang benar. Tapi bukan berarti kita harus meniadakan sektor peternakan kan Mr? Lalu bagaimana dengan program swasembada daging kita? Bagaimana bisa kita bangkit jika orang-orangnya tidak mencari solusi? Well, sebenarnya saya hanya terlalu mengkhawatirkan Mr. Padahal Mr dan teman-teman menyumbang besar dalam mencerdaskan kami.
Saya yakin pasti ada cara. Dan saya akan menemukannya.
Salam hangat..
Rei Anindita
Aku mempunyai dua sahabat terbaik. Mereka selalu membuatku nyaman, bahkan ketika aku benar-benar sendirian. Gerimis dan Mr. Cow selalu ada ketika aku ingin bercerita. Mungkin karena aku sering menemani ayahku bekerja, rasa nyaman itu ada. Saat ayah sibuk dengan pekerjaannya, aku biasanya bermain dengan Mr. Cow. panggilan itu sengaja aku buat, agar aku bisa membedakan dengan yang lainnya.
Saat merasa bosan bahkan penat, gerimis akan datang untuk menemaniku. Ia akan diam dan membiarkan ku bercerita. Atau sesekali ia akan memarahiku ketika aku benar-benar tidak bersemangat. Gerimis akan datang untuk menghapus perasaan sedihku dan membangunkanku yang sesekali terjatuh.
JJJ
Peternakan sapi perah tempat ayahku bekerja terletak di sudut kota. Usahanya tidak besar. Bahkan sistem pemberian pakan nya pun tidak bagus. Sapi-sapi disana hanya diberi makan seadanya, padahal potensi berkembangnya sangat bagus. Well, masalahnya hampir sama di setiap tempat di kotaku. Pemilik usaha dan bahkan peternak kecil seperti ayahku tidak mengerti bagaimana kondisi sapi itu sendiri dan bagaimana memberi makanan yang baik, dan yang paling urgent adalah ketika harga susu sapi segar yang rendah diikuti impor yang terus meningkat. Hal ini membuat keuntungan yang peternak dapat sangat kecil, bahkan banyak yang merugi. Dan ketika peternak tidak lagi mempunyai modal usaha, mereka berbondong-bondong meninggalkan usaha peternakan. Lalu bagaimana bisa maju? Padahal kita sangat membutuhkan protein hewani yang sangat dibutuhkan untuk tubuh kita.
Ayahku kerap kali berkata, ‘Kamu harus maju Rei. Jangan seperti ayah. Ketika orang lain tidak perduli, kamu harus perduli!. Karena langkah yang kamu ambil akan berpengaruh terhadap masa depan. Sekecil apapun itu nak.. Tersenyumlah, tertawalah.. Hidup ini indah Rei.. Lihatlah indahnya pelangi.. Lupakan masa lalu dan bukalah cerita baru.. Menarilah bersama sahabatmu.. Engkau tidak sepenuhnya sendiri..
Well, kalimat itu yang sampai saat ini aku ingat. Gerimis selalu menyanyikan kalimat terakhir yang ayah ucapkan terakhir kalinya. Bahkan gerimis menemani ketika ayahku pergi untuk selamanya di hari itu. Dan dari sini aku akan terus mengingatnya.. Untuk ayahku.. Untuk Mr. Cow.. Dan untuk kemajuan negeriku.. Aku pasti akan menemukan jawabannya...
The End